Pada hari Jumat tanggal 2 februari 2018 murid-murid yang beragama Kristen mengadakan ibadah untuk meningkatkan nilai-nilai keimanan. Dalam ibadah kali ini dipimpin oleh Pdt. S. Iwan Listiyantoro, ST.h yang mengambil tema solidaritas terhadap sahabat dalam hal ini tentu saja ada hubungannya manusia sebagai makhluk sosial yang artinya manusia tidak bisa hidup sendiri, jadi dalam hidupnya butuh teman. Teman tersebut bisa berpengaruh terhadap diri kita baik itu pengaruh pusitif maupun negatif. Dalam berelasi dengan teman sebaiknya kita tidak memandang kaya atau miskin, cantik atau tidak cantik, seperti itilah pepatah jawa mengatakan kadang konang. Dalam kotbahnya bapak Pdt Iwan mengambil bacaan Firman Tuhan dari kitab Amsal 17:17 yang berbunyi Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi saudara dalam kesukaran.
Kemudian dilanjutkan dengan fiman Tuhan yang diambil dari Kitab Amsal 27:5-6, yang berbunyi lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi. Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah. Dari Kitab Amsal 25:5 ini jelas sekali teguran itu lebih baik dari kasih yang tersembunyi walaupun teguran itu membuat hati kita sakit, seperti ketika kita pada saat kita ada persekutuan doa kita diajak untuk ikut,sebab sudah lama tidak mengikutinya. Pada ayat keenam sudah jls artinya pada ayat ini yaitu seorang teman kelihatannya baik dihadapan kita tapi dia punya maksud yang jahat atau menusuk dari belakang. Kemudian Pdt. Iwan memperjelas dengan firman Tuhan yang diambil dari kitab Yohanes 15:14 yang berbunyi kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu, dari bacaan perikop tersebut disini jelas sekali bahwasannya Tuhan Yesus telah menenbus dosa-dosa kita yang semula kita tidak layak dihadapan Allah menjadi layak. Seperti slogan Sahabat Tanpa Batas, yang artiya berteman tanpa membedakan, berteman memerlukan kematangan dan kebesaran jiwa. Kita belajar dari sorang teman yang paling baik, yaitu Kristus.