Gambar : Bapak Muh. Nurhadi, Ibu Ponikem, dan Agen Go Green menunjukkan kemasan pupuk organik hasil pengolahan sendiri.

Dalam visitasi Lomba Sekolah Sehat (LSS) tingkat Provinsi D.I. Yogyakarta yang dilaksanakan kemarin pada hari Rabu, 21 Agustus 2019, selain memberikan kesan bahwa lingkungan sekolah cukup bersih, tim yuri juga memberikan apresiasi program-program unggulan yang dimiliki SMP Negeri 1 Wonosari. Program unggulan tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Gerakan Zero Sampah Plastik dan Styrofoam 2025

Dampak plastik terhadap lingkungan merupakan akibat negatif yang harus ditanggung alam karena keberadaan sampah plastik. Plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut ethylene. Minyak, gas dan batu bara mentah adalah sumber daya alam yang tak dapat diperbarui. Semakin banyak penggunaan plastik berarti semakin cepat menghabiskan sumber daya alam tersebut.

Styrofoam mengandung beberapa zat kimia yang dipercaya berbahaya bagi kesehatan manusia beberapa diantaranya adalah benzene dan styrene yang telah dibuktikan dapat menyebabkan kanker. Sedangkan fakta untuk styrene, tidak jauh berbeda dengan benzene, zat ini juga menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.

Olah karena hal di atas, SMP Negeri 1 Wonosari memprogramkan gerakan zero sampah plastik dan styrofoam 2025. Gerakan tersebut dimulai dari tahun 2018 dan diprogramkan berhasil di tahun 2025. Gerakan ini digerakkan oleh Kader Kesehatan Lingkungan (Kesling) dengan Surat Keputusan Kepala SMP Negeri 1 Wonosari Gunungkidul Nomor 022d/KPTS/2018  tentang Penunjukan Kader Kesehatan Remaja (KKR) Tahun Pelajaran 2018/2019. Selain Kader Kesling, Agen Go Green juga sangat berperan dalam gerakan zero sampah plastik dan styrofoam ini.

  1. Agen Go Green

Berdasarkan banyaknya pelanggaran lingkungan di SMP Negeri 1 Wonosari seperti membuang sampah tidak di tempat sampah, membuang sampah tidak sesuai dengan klasifikasinya (organik, non organik), tidak membersihkan lingkungan sekolah, dll maka dibentuklah suatu organisasai yang diberi nama dengan Agen Go Green SMP Negeri 1 Wonosari dengan Surat Keputusan Kepala SMP Negeri 1 Wonosari Gunungkidul Nomor 022c/KPTS/2018 tentang Penunjukan Agen Go Green SMP Negeri 1 Wonosari Tahun Pelajaran 2018/2019. Agen Go Green beranggotakan siswa-siswi SMP Negeri 1 Wonosari yang bertugas mengawasi, memberi contoh, dan melaksanakan gerakan peduli lingkungan di SMP Negeri 1 Wonosari.

Untuk melaksanakan tugasnya, Agen Go Green memiliki inovasi-inovasi sendiri seperti :

  1. Memastikan tempat sampah yang berada di depan kelas sudah benar dalam pemilahan;
  2. Adanya Tas Go Green yang dibagikan kepada seluruh siswa SMP Negeri 1 Wonosari yang dipakai untuk membawa sampah plastik mereka masing-masing keluar dari lingkungan sekolah;
  3. Pemantauan jentik nyamuk;
  4. Pengelolaan sampah.

Hingga sekarang, Agen Go Green bekerja dengan baik sehingga menghasilkan lingkungan sekolah yang bersih, rapi, asri, dan nyaman.

  1. Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Perdaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika (P4GN)

Seiring maraknya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba ditanah air khususnya di Kabupaten Gunungkidul, siswa SMP Negeri 1 Wonosari melalui Satgas P4GN dengan Surat Keputusan Kepala SMP Negeri 1 Wonosari Gunungkidul Nomor 022b/KPTS/2018 tentang Penunjukan Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika (P4GN) Tahun Pelajaran 2018/2019 ikut serta dalam memberikan penyuluhan dan sosialisasi kepada pelajar di kabupaten ini khususnya untuk jenjang SD dan SMP.

Program P4GN memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang bahaya penyalahgunaan narkoba baik melalui penjelasan Satgas P4GN, dialog interaktif antara Satgas dan peserta, maupun melalui diskusi. Para peserta dimotivasi untuk ikut berpartisipasi sebagai penyuluh baik di sekolah maupun di lingkungan terdekat yakni keluarga dan teman sebaya. Kegiatan penyuluhan tersebut diikuti sangat antusias oleh para peserta yang terdiri dari siswa SD maupun SMP.

  1. Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)

Posbindu singkatan dari Pos Pembinaan Terpadu untuk penyakit tidak menular. Posbindu adalah salah satu upaya kesehatan untuk menanggulangi penyakit tidak menular atau PTM seperti diabetes, hipertensi, obesitas bahkan penyakit jantung. Banyak sekali faktor yang menyebabkan terkena PTM seperti merokok, pola makan tidak sehat, kurang olahraga dan bahkan kekurangan gizi. Oleh karena itu, di SMP Negeri 1 Wonosari dibentuklah Posbindu Sekolah dengan Surat Keputusan Kepala SMP Negeri 1 Wonosari Nomor  016/KPTS/2019 tentang Penunjukan Pengurus Pos Pelayanan Terpadu (Posbindu) SMP Negeri 1 Wonosari Tahun Pelajaran 2019/2020 yang sasarannya adalah bapak/ibu guru dan karyawan.

Program-program yang dilakukan petugas Posbindu SMP Negeri 1 Wonosari adalah sebagai berikut :

  1. Pelayanan Posbindu meliputi :
  • Pemantauan faktor resiko / riwayat penyakit;
  • Pengukuran IMT (tingggi badan dan berat badan) dan lingkar perut sebulan sekali;
  • Cek tensi dan nadi sebulan sekali;
  • Cek laborat setahun sekali;
  • Konseling kesehatan.
    1. Adanya konseling tentang penyakit tidak menular seperti diet yang tidak baik, merokok dan lain sebagainya;
    2. Penyuluhan atau dialog interaktif enam bulan sekali;
    3. Olahraga bersama dan jalan sehat seminggu sekali;
    4. Rujukan ke puskesmas untuk faktor resiko sesuai kriteria klinis.
  1. Program Tablet Tambah Darah (TTD)

Remaja putri ternyata membutuhan tablet tambah darah untuk membantu mereka lebih bugar. Tablet penambah darah dibutuhkan untuk mengatasi anemia pada remaja putri agar berprestasi di sekolah. Remaja putri memang mudah terkena anemia yang ditandai dengan tubuh mudah lemas ataupun mudah pingsan karena mengalami menstruasi. Kondisi itu membuat sel darah berkurang yang ditambah dengan gizi yang tidak seimbang.

Sehubungan dengan hal tersebut, SMP Negeri 1 Wonosari melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) memprogramkan dan melaksanakan pemberian tablet tambah darah atau biasa disebut TTD. Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul memberikan stimulan TTD kepada siswi SMP Negeri 1 Wonosari dan diharapkan TTD dapat diberikan setiap satu minggu satu kali.

Untuk mewujudkan agar program TTD tetap berjalan, SMP Negeri 1 Wonosari bekerjasama dengan UPT Puskesmas Wonosari II membuat inovasi yaitu Tabungan Seribu Cegah Anemia (Tabu Cemia). Siswi SMP Negeri 1 Wonosari melaksanakan tabungan sebesar Rp. 1.000,00 setiap seminggu seklai, selanjutnya tabungan tersebut digunakan untuk membeli Tablet Tambah Darah (TTD). Minum TTD di SMP Negeri 1 Wonosari dilaksanakan seminggu sekali yaitu setiap hari Jumat setelah kegiatan krida (olahraga). Untuk menjalankan program tersebut, TP UKS SMP Negeri 1 Wonosari dibantu oleh Satgas Anti Anemia Remaja Putri (Timia Jati) dengan Surat Keputusan Kepala SMP Negeri 1 Wonosari Nomor 022d/KPTS/2018 tentang Penunjukan Kader Kesehatan Remaja (KKR) Tahun Pelajaran 2018/2019.

  1. Kesehatan Reproduksi (Kespro)

Permasalahan remaja yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi, sering kali berakar dari kurangnya informasi, pemahaman dan kesadaran untuk mencapai keadaan sehat secara reproduksi. Banyak sekali hal-hal yang berkaitan dengan hal ini, mulai dari pemahaman mengenai perlunya pemeliharaan kebersihan alat reproduksi, pemahaman mengenai proses-proses reproduksi serta dampak dari perilaku yang tidak bertanggung jawab seperti kehamilan tak diinginkan, aborsi, penularan penyakit menular seksual termasuk HIV.

Sekolah melalui kader kesehatan reproduksi dengan Surat Keputusan Kepala SMP Negeri 1 Wonosari Nomor 022d/KPTS/2018  tentang Penunjukan Kader Kesehatan Remaja (KKR) Tahun Pelajaran 2018/2019 melaksanakan berbagai kegiatan untuk melakukan pelayanan kesehatan peduli remaja seperti pemberian informasi dan edukasi tentang reproduksi dan remaja, pelayanan klinis medis, konseling, Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS), dan pelatihan konselor sebaya. Dengan adanya kader Kespro diharapkan setiap siswa mampu menjalani proses reproduksinya secara sehat dan bertanggungjawab serta terbebas dari perlakuan diskriminasi dan kekerasan, termasuk di dalamnya pengakuan dan penghormatan atas hak-hak kesehatan reproduksi dan seksual sebagai bagian integral dari Hak Azasi Manusia.

Inovasi-inovasi yang dilaksanakan oleh kader Kespro adalah adanya kotak curhat tanpa nama (anonim) sehingga lebih leluasa dalam bertanya. Jawaban atas pertanyaan juga dimasukkan kembali ke dalam kotak curhat agar diambil dan dibaca si pengirim curhat. Selain kotak curhat, ada satu inovasi lagi yaitu toilet sehat dimana dalam toilet wanita disediakan kotak kecil yang berisi pembalut dan kertas pembungkus pembalut. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa langsung bisa memakai atau mengganti pembalutnya di toilet, tidak perlu bingung mencari pembalut ke UKS maupun membeli ke luar sekolah.